Pasuruan, Jawa Timur
Selasa, 11 Februari 2025

SIAPA TERPILIH HARUS TEPAT JANJI

1918264_530871637089857_4753099763848401848_n
Calon Presma No 2

Portal Arjuna Jatim-Tidak jauh dari prediksi bahwa kekuatan bendera merah dan kuning sangat berpengaruh dipanggung pesta demokrasi mahasiswa, terlebih melihat strategi elok yang diimplementasikan bendera kuning dengan mendirikan tak cukup satu partai, hal ini tentu sangat berimplikasi dengan hasil perolehan suara capresma nomor urut 2 yang mempresentasikan golongannya. Dengan kekuatan partai demokrasi mahasiswa PKDM, Partai Persatuan Mahasiswa PPM, Partai Mahasiswa Berdaulat PARMALAT, ditambah dengan deglarasi anggota Humanika yang menyatakan dirinya berkoalisi dengan mereka maka tidak heran jika nantinya Towi dan Roma memperolah suara lebih dibanding lawan politiknya, yang hanya diusung sebuah partai. Begitu pula jika regulasi yang diterapkan BKPRM bercermin pada revisi UU Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), yang menyatakan bahwa parpol pemenang pemilu tak lagi otomatis mendapat jabatan ketua DPR dan MPR. Kemungkinan ketua MPM juga jatuh kepada golongan kuning, sebab meskipun diantara ketiga partai tersebut tidak menjadi partai pemenang tentu mereka akan membentuk koalisi dan dapat dipastikan salah satu dari mereka akan menduduki kursi ketua MPM. Namun jika regulasi Undang-Undang Pemilu BKPRM tidak/belum melakukan amandemen/ tidak berkiblat pada revisi UU diatas tentu dapat dipastikan ketua MPM berasal dari Kaum Merah, sebab suara mereka hanya merucut pada Partai Solidaritas Mahasiswa PSM, itu artinya Caleg dengan urut 1 atas nama Machmud Chaudi akan dilantik menjadi ketua Parlemen Rebublik Mahasiswa Yudharta periode 2016/2017.

12417682_1030788676984318_2429843706531804793_n
Calon Presma No 1

Akan tetapi keadaan ini tak dapat dipungkiri akan meleset, karena penulis sempat melihat dan bertemu dengan para pemilih yang berpolemik dalam menentukan pilihannya, misalnya mahasiswa komunikasi yang juga aktif di organisasi PMII, masahasiswa dengan kreteria diatas sempat berkata bahwa dirinya bingung harus memiih 1 atau 2, satu sisi ia merupakan mahasiswa komunikasi yang mengusung Hanafi sebagai presma disisi lain ia sebagai anggota PMII yang mencalonkan Towi sebagai pesaing hanafi. Begitu pula dengan mahasiswa industri yang memang kedua cawapres merupakan bagian dari mereka, tidak berbeda pula dengan Humanika yang suaranya juga terpecah dengan deklarasi sebagian anggotanya dimedia social bahwa mereka beralih jatuh hati pada Capresma berjargon dua jari dari netralitasnya.
Satu hal lagi yang perlu kita ingat bahwa sejak berdirinya Rebuplik mahasiswa selepas berakhirnya senat yang dipimpin Mas Wibisono, sejarah mencatat bahwa hanya ada seorang ketua BEM yang berasal dari benderah merah yakni Bung Asrofi, maka jika pada pemilihan ini ternyata capres dengan nomor urut satu terpilih itu artinya kredibelitas mereka sangat tinggi bagi mahasiswa kampus multicultural, tetapi jika fakta yang terjadi tidak demikian tentu dapat diperkirakan bendera kuning akan mengadakan pesta perayaan menyambut kemenangan mereka, sebab kejayaan yang sejak terpilihnya Sahabat Zainul Ahwan sebagai Presiden Mahasiswa hingga diakhiri oleh Sahabat Mahmud telah mereka raih kembali.
Terlepas dari itu, siapapun nanti yang menduduki kursi Presiden Mahasiswa periode 2016-2017, seyogyanya kita support demi terwujudnya Yudharta yang lebih progresif, misalnya pasangan Hanafi Hidayat terpilih menjadi Presma dan MPM dari salah satu partai dengan urut 2,3,4. atau sebaliknya Presma dari nomer urut 2 dan MPM dari partai Solidaritas Mahasiswa PSM, maka penulis berharap tidak ada partai oposisi, saling menjatuhkan, yang dapat menghambat perjalanan RM mencapai Visi, Misi serta sulitnya pengimplementasian segala janji bagi Calon yang terpilih. Lagi pula sudah selayaknya kedua kubu bersatu, bersama-sama, saling mendukung, memberikan saran, kritik, menawarkan solusi, dan program kerja, sehingga tidak terkesan didominasi oleh kelompok tertentu melainkan bersama membangun integritas Mahasiswa Yudharta yang damai tak pecah bela, dengan adagium politik “mencari kawan bukan mencari lawan, merangkul tidak memukul, bilkhidmah tidak memfitnah”. Pungkas kata, penulis berharap kepada siapapun nantinya terpilih agar tak sekedar janji melainkan bukti, tak sekedar retorika tapi fakta, biar kami percaya dengan engkau yang akan duduk disinggahsana, berjuang membangun Rebublik Mahasiswa demi kampus Yudharta Jaya.

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial