Portalarjuna.net,-Purwosari, Menanam tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik merupakan cara yang dapat menghemat ruang dan biaya. Akar mengapung di dalam larutan air dan nutrisi yang perlu diisi ulang atau disiram secara rutin.
Namun, seperti yang di katakan pemilik green house Syaikhu, pada Sabtu (24/7/2021), untuk menjaga tanaman tetap sehat, tanaman hidroponik membutuhkan perawatan mingguan yang konsisten, seperti mengganti air secara teratur.
Lantas berapa kali air tanaman hidroponik harus diganti? Simak penjelasannya berikut ini.
Air hidroponik dapat diganti dan wadah disterilkan sesering seminggu sekali. Jenis pergantian konstan ini akan mencegah dari keharusan menambah larutan dan membuang keseimbangan nutrisi.
Namun, tergantung pada ukuran wadah dan reservoir atau tempat penampungan air bersih, spesies tanaman dan paparan kelembapan atau panas, Anda mungkin dapat mengubahnya secara signifikan lebih jarang.
Untuk menentukan kapan harus mengubah larutan nutrisi untuk pengaturan yang tepat, pantau ketinggian air, pH, dan konduktivitas listrik (EC) di reservoir. Mengukur EC memberi Anda gambaran yang baik tentang konsentrasi nutrisi, karena ini adalah ukuran garam terlarut dalam air.
Saat ketinggian air berkurang selama seminggu, tutup reservoir. Gunakan alat uji sederhana untuk mengukur pH dan EC dan tambahkan nutrisi sebanyak yang direkomendasikan oleh produsen.
Jika terjadi masalah penyakit Potong daun mati dan singkirkan bahan yang membusuk dari tanaman secara teratur, karena mereka dapat berkontribusi pada pertumbuhan penyakit. Setiap kali Anda menemukan tanaman yang sakit, Anda perlu menyiram dan mensterilkan sistemnya.
Buang semua tanaman yang sakit. Pythium, atau busuk akar, mungkin merupakan penyakit yang paling umum dan merugikan dalam tanaman hidroponik.
Hampir tidak mungkin untuk menyelamatkan tanaman yang terinfeksi, jadi singkirkan tanaman yang tampak sehat meskipun terinfeksi untuk mencegah penyebaran.
Int_Kkn29