Portalarjuna.net, Mojokerto – Di Kabupaten Mojokerto, ada salah satu candi peninggalan majapahit yang reliefnya menceritakan tentang kisah rakyat Jawa yang terkenal, yaitu kisah Sri Tanjung.
Kisah tersebut bisa ditemukan di Candi Bajang Ratu yang terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Candi ini berbentuk gapura dan diyakini sebagai pintu masuk ke kompleks percandian yang lebih besar.
Nama “Bajang Ratu” memiliki beberapa versi asal-usul. Versi pertama menyebutkan bahwa nama tersebut berasal dari kata “bajang” yang berarti “cacat” dan “ratu” yang berarti “raja”. Konon, Raja Jayanegara, raja kedua Majapahit, pernah terjatuh dan terluka di candi ini sehingga mendapat julukan “Bajang Ratu”.
Di bagian kaki candi, tepatnya di sebelah kiri pintu masuk ada sebuah relief yang mengisahkan tentang seorang wanita bernama Sri Tanjung yang dianiaya oleh suaminya, Sidapaksa, karena fitnah dari seorang wanita lain bernama Dewi Tari. Dewi Tari yang cemburu pada kecantikan Sri Tanjung, menyebarkan fitnah bahwa Sri Tanjung telah merayu Raja Jayanegara. Sidapaksa yang percaya pada fitnah tersebut kemudian membunuh Sri Tanjung
Jika diamati lebih detail, relief ini menggambarkan dua adegan penting dalam kisah Sri Tanjung, yaitu:
•Adegan Sidapaksa membunuh Sri Tanjung
Adegan ini menggambarkan puncak konflik dalam kisah Sri Tanjung. Sidapaksa yang percaya pada fitnah Dewi Tari, akhirnya membunuh Sri Tanjung. Hal ini menggambarkan betapa kejamnya fitnah dan akibat yang ditimbulkannya.
•Adegan Sri Tanjung naik ikan
Adegan ini menggambarkan kemenangan Sri Tanjung atas fitnah. Ia berhasil mendapatkan keadilan dan dianugerahi keabadian oleh Raja Jayanegara. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya keadilan dan kebenaran.
Relief Sri Tanjung di Candi Bajang Ratu merupakan salah satu karya seni yang paling penting dari Kerajaan Majapahit. Relief ini merupakan bukti kekayaan budaya dan seni Indonesia di masa lampau.