Portalarjuna.net, Trawas- Pada Minggu (07/07/2024), Kelompok 21 dari Universitas Yudharta bersama masyarakat Desa ketapan rame dusun slepi melaksanakan kerja bakti dalam rangka membersihkan lahan untuk dijadikan tempat kafe, camping ground, dan edu wisata kebun kopi. Kegiatan kerja bakti ini dilakukan setiap Minggu dan Senin dengan antusiasme tinggi dari warga desa.
Kebun kopi yang dikelola oleh Pak Riono memiliki luas sekitar 2.500 m² dan telah ditanami sejak tahun 2011 hingga saat ini, kebun kopi tersebut telah mengalami tujuh kali panen. Kopi yang dominan di kebun ini adalah jenis robusta dan arabika, dengan robusta biasanya dipanen setiap bulan Agustus dan September. Pemupukan dilakukan sekali dalam setahun untuk menjaga kualitas tanaman.
Pak Riono menggunakan bibit kopi yang dibawa dari Dampit, dan proses penjemuran biji kopi dilakukan di Ketapanrame hingga kering sebelum dikirim kembali ke Dampit. Produk kopi robusta yang dihasilkan tidak murni dari kopi Slepi tetapi dicampur dengan robusta dari Dampit. Karakteristik rasa kopi ini mayoritas tanpa gula, sedikit pahit, dan memiliki rasa cokelat, yang menyebabkan kurangnya minat dari beberapa konsumen.
Kopi robusta khas Ketapanrame dijual seharga Rp 75.000 per kilogram, sementara biji kopi yang belum diolah dijual seharga Rp 13.000 per kilogram. Kopi campuran yang telah diolah dijual dengan harga Rp 20.000 per 250 gram. Produk kopi khas rasa Ketapanrame yang dijual khusus dihargai Rp 140.000 per kilogram. Menurut Pak Riono, perbedaan rasa kopi dari setiap tanaman kemungkinan disebabkan oleh struktur tanah di daerah tersebut.
Author: Mukhammad Thoriq Aziz