
“Pondok Ngalah Ala Sunan Kali Jogo
Ngelestarekno Agomo Lewat Budoyo”
Portal Arjuna jatim -Potongan syair diatas memberi isyarat akan eksistensi pesantren ngalah sebagai almamater religius yang berupaya melestarikan nilai-nilai agama islam, sebagaimana yang diterapkan salah satu wali songo di tanah jawa, yakni, menjadikan budaya sebagai sarananya. Sehingga, tak heran jika universitas yudharta Pasuruan UYP berlabel the multicultural university, sebab UYP lahir ditengah-tengah pesantren ngalah yang didirikan dan diasuh KH Sholeh Bahrudin tersebut.
Sayangnya, sangat minim dari kita yang sadar akan budaya-budaya yang diimplementasikan pesantren ngalah Yayasan Darut Taqwa, dalam menjaga nilai-nilai agama islam yang berhaluan Ahlu Sunah Waljamaah, Sebagai miniature NU Nadlatul Ulama, sebab Darut Taqwa merupakan perwujudan pengkajian NU. Sebagaimana ujar Presiden Indonesia Ke-4 dalam pembukaan STAIS Sekolah Tinggi Agama Islam Sengon tahun 1996 yang kini menjadi Universitas Yudharta.
Dalam kesempatan ini, penulis tidak membahas jauh terkait budaya apa?, Bagaimana budaya itu dapat mengambil hati masyarakat?, Wujud budaya mana yang menjadi prioritas ngalah?, Namun yang akan dikupas dalam tulisan sahaja ini adalah beberapa aktifitas Kyai dan pesantren yang la buda hukumnya bagi santri ngalah lestarikan. Sebab beliau pernah mengatakan ”Kabeh opo ae seng tak lakoni iku aku niru guru-guruku, gak sak karepe dewe, lha lek awakmu yhoo kudu niru aku (mbah yai sholeh), kate niru sopo lek gak niru aku!, kate niru sopo? Gak usa neko-neko!!! ”.dawuh diatas merupakan kompas bahwa budaya pesantren merupakan inisiatif dari pengasuh yang bukan berarti tanpa refrensi tetapi aktifitas pesantren dan kyai merupakan cerminan dari buah hasil kerja keras beliau saat menjadi santri kendil mung diniyah dibeberapa pondok pesantren. (mus)