Pengasuh pesantren ngalah merupakan sosok yang bersahaja, tanpa menunjukan eksistensi identitasnya sebagai kyai besar. Terbukti saat belaiu tindaan bepergian beliau mengenakan pakaian celana, baju batik, beralaskaki Wa… layaknya direktur perusahaan dengan berkendara landcruser, alphard dan kendaraan mewah lainnya. hal demikian beliau ejawantahkan bukan asal-asalan sakkarepe dewe akan tetapi menteladani guru besar, mursyid thoriqoh Mbah Kh Munawir Kertosono. beliau menghiden identitasnya sebagai seorang kyai sebab beliau mengimpelemtasikan “idfin wujudakaa filardhi kuml” justru ketika tindaan ada yang mengenalinya, beliau mala merasa kurang nyaman.
Lain halnya saat beliau di kediaman, hampir jarang terlihat mengenakan kopyah, bahkan busana sebagai pelindung tubuhnya cukup sederhana berupa kaos lengan pendek. Hal ini menjadi teladan bagi kita bahwa pakaian bukanlah barometer dalam menilai seseorang, seringkali terlihat orang yang berpakain ala Kyai justru prilaku dan haliyahnya tidak memenuhi standat untuk disebut sebagai Sang Kyai. Beliau melakukan semua itu karena merujuk pada gurunya yakni Mbah Iskandar Jombang. Selain itu yang juga merupakan uswah dari Mbah Iskandar,yakni, jagongan dengan santri, berpartisasipasi roan kerja bahti, ngobong sampah dll, menunjukan uswah rame ing gawe sepi ing pamreh.
