Portalarjuna.net- Purwosari, Sabtu (06/01/2018) PMII Rayon Einstein adakan seminar nasional guna memperkuat ideologi pancasila. Kegiatan ini mengundang 2 orang penting dari Universitas Yudharta Pasuruan yakni rektor dan wakil rektor Universitas Yudharta Pasuruan, serta dosen filsafat Unair sebagai narasumber pada acara tersebut. Dalam kegiatan ini Makhfud Syawaludin dipilih menjadi moderator untuk memimpin seminar ini.
Diikuti peserta dari berbagai kota di Jawa Timur, dengan berbagai lapisan pelajar, seperti mahasiswa,siswa,dan bahkan masyarakat umum. Dengan HTM 15.000, peserta akan mendapatkan sertifikat, snack, dan yang pasti ilmu yang bermanfaat.
Dengan adanya kegiatan seminar ini, rektor Universitas Yudharta Pasuruan mengharapkan agar siswa dan mahasiswa terutama di Universitas Yudharta Pasuruan dapat mengamalkan nilai pancasila sampai ke pelosok negeri.
“Demi memperkuat ideologi pancasila, siswa dan mahasiswa nusantara wajib membantu menyebarkan faham-faham pancasila ke plosok-plosok negeri,” ungkap Dr. H. Saifulah, MHI selaku rektor Universitas Yudharta Pasuruan.
Berbagai harapan muncul dari peserta melalui kegiatan seminar dengan tema “Pancasila Diambang Kehancuran”. Salah satu peserta yang mengikuti seminar tersebut adalah Khoiron selaku Presiden Mahasiswa Universitas Yudharta Pasuruan.
Khoiron sangat mengapresiasi dengan adanya seminar nasional yang diadakan oleh PMII Rayon Einsten Universitas Yudharta Pasuruan. Dia mengharapkan kegiatan seminar ini bisa memberikan pemahaman baru mengenai ideologi Pancasila.
“Harapan saya agar terciptanya pemahaman-pemahaman baru soal pancasila kepada mahasiswa. Dimana pancasila masih relevan menjadi landasan berfikir dan ideologi bangsa Indonesia hari ini, besok, lusa, maupun waktu yang akan datang, “ papar presma Universitas Yudharta Pasuruan.
Khoiron juga melanjutkan harapannya agar banyak terlahir pancasialis baru di Universitas Yudharta Pasuruan. “melalui kegiatan tadi saya berharap akan lahir pancasilais-pancasilais baru dibumi Yudharta sebagai bukti eksistensi pancasila yang nyata,” imbunya. (Erni)
