PortalArjuna.Net-Pasuruan, Shin Tae-yong yang merupakan Pelatih Timnas Indonesia mengungkapkan kekurangan para pemain squad Garuda. Hal tersebut diungkap Shin Tae-yong saat menjadi bintang tamu di podcast Deddy Corbuzier yang tayang Kemarin Selasa, 11 Januari 2022.
Menurut Shin Tae-yong, para pemain Timnas Indonesia memiliki 3 kekurangan yakni soal mental profesional yang dinilai kurang, pola makan dan juga kurangnya pemahaman tentang weight training atau latihan beban.
“Jadi tiga hal, pertama kurang mental profesional dan yang kedua masalah makan, dan yang ketiga weight training. Bahkan mereka tidak tahu kenapa sampai weight training,” tutur Shin Tae-yong melalui penerjemah bahasanya yang bernama Jeong-Seok-Seo alias Jeje.
Mendengar soal weight training, Deddy Corbuzier heran lantaran menganggap pemain bola tidak membutuhkan latihan beban.
Shin Tae-yong lantas menjelaskan bahwa weight training sangat penting untuk melatih kekuatan fisik para pemain bola.
Pelatih asal Korea Selatan itu mengatakan sepak bola adalah olahraga keras yang kerap melibatkan permainan fisik.
Kata dia, jika fisik pemain bola lemah maka mereka pun tidak bisa mengeluarkan kemampuan masing-masing.
“Sangat penting untuk weight training, untuk penguatan. Maksudnya main bola kan pasti main body, keras. Kalau kalah dari main body, pasti kita tidak bisa keluarin kemampuan kita masing-masing,” jelas Jeje.
Selanjutnya, Deddy Corbuzier menanyakan soal makanan para pemain timnas.
“Kalau makan, apakah pemain kita makanannya jelek-jelek?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan Deddy Corbuzier, Shin Tae-yong menyebut para pemain Timnas Indonesia terlalu banyak makan gorengan dan kurang protein.
Diungkap Shin Tae-yong, pola makan yang buruk tersebut membuat pemain timnas Indonesia tidak memiliki power.
Lebih lanjut, Shin Tae-yong memberitahukan saat ini dirinya sedang merubah hal tersebut.
Meski demikian, pria yang disapa Coach Shin itu mengaku hanya bisa mengubah pola makan anak-anak didiknya selama berada di tempat latihan.
Sementara di luar itu, dia tidak bisa mengontrol lagi dan semua kembali kepada kesadaran pemain.