Portalarjuna.net, Pasuruan – Dilansir dari detik.com, Kebakaran hebat kembali melanda wilayah Los Angeles pada Kamis, 9 Januari 2025 waktu Amerika Serikat menyebabkan kerusakan besar dan memaksa ratusan warga untuk dievakuasi dari rumah mereka. Kebakaran, yang diperkirakan bermula di daerah perbukitan akibat cuaca panas ekstrem dan angin kencang, dengan cepat meluas ke area pemukiman, mengancam keselamatan warga dan properti.
Pihak berwenang melaporkan bahwa api pertama kali terdeteksi pada pagi hari di wilayah pegunungan California, dan hingga berita ini ditulis, petugas pemadam kebakaran masih berjuang untuk mengendalikan kobaran api. Lebih dari 500 petugas pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian, dibantu oleh helikopter penyiram air dan tim penyelamat dari daerah sekitar.
Menurut laporan awal, kebakaran telah menghancurkan lebih dari 50 rumah dan merusak infrastruktur utama, termasuk jalur listrik dan jalan utama di daerah terdampak. Beberapa warga dilaporkan mengalami luka ringan akibat inhalasi asap, sementara tidak ada laporan korban jiwa hingga saat ini.
Salah seorang warga, Sarah Johnson, yang rumahnya berada di daerah evakuasi, menceritakan pengalaman mencekamnya. “Kami hanya punya waktu beberapa menit untuk mengemasi barang-barang sebelum diperintahkan untuk meninggalkan rumah. Kami bisa melihat api semakin dekat, dan itu sangat menakutkan,” katanya.
Gubernur California, Gavin Newsom, telah mengumumkan status darurat di wilayah Los Angeles untuk mempercepat upaya penyelamatan dan memberikan bantuan kepada warga terdampak. Newsom juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi instruksi evakuasi dari pihak berwenang.
Pakar kebakaran hutan menyatakan bahwa kebakaran ini kemungkinan besar diperburuk oleh perubahan iklim yang menyebabkan musim panas lebih panjang dan lebih kering di wilayah California. “Kami melihat pola cuaca yang semakin ekstrem setiap tahun, dan ini menjadi salah satu penyebab utama kebakaran hutan yang semakin sering terjadi,” ujar Dr. Emily Carter, pakar lingkungan dari University of California.
Hingga saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran, meskipun dugaan awal mengarah pada percikan api dari jaringan listrik yang terpapar angin kencang. Warga yang dievakuasi sementara ditempatkan di pusat-pusat penampungan yang telah disediakan pemerintah kota, dengan bantuan logistik dari Palang Merah Amerika.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat yang berada di luar zona bahaya untuk menghindari perjalanan ke wilayah terdampak demi mempermudah upaya penanganan kebakaran. Sementara itu, para petugas pemadam kebakaran berkomitmen untuk bekerja tanpa henti hingga situasi terkendali.
Situasi kebakaran ini menjadi pengingat akan perlunya tindakan serius untuk mengurangi risiko kebakaran hutan di masa depan, termasuk perbaikan infrastruktur dan langkah-langkah mitigasi perubahan iklim.
Author: Abdul Mu’id Faidzin
