Portalarjuna.net, Pasuruan – Tanah bergerak di Pasuruan masih menjadi masalah serius, dengan retakan yang semakin melebar dan memaksa warga untuk terus mengungsi. Mengutip dari kompas.com peristiwa tanah bergerak ini pertama kali terjadi pada Selasa (28/1/2025).
Hingga saat ini, sebanyak 47 rumah dilaporkan rusak dan 176 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, menunggu keputusan mengenai opsi relokasi dari pemerintah setempat. Di Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, kondisi tanah masih belum stabil, sehingga warga yang terdampak tidak diperbolehkan kembali ke rumah mereka, hanya diizinkan untuk memeriksa kondisi rumah dan memberi pakan ternak pada siang hari.
Pemerintah desa dan BPBD Kabupaten Pasuruan terus memantau situasi dan menyalurkan bantuan logistik bagi warga yang masih mengungsi di SD Negeri 2 Cowek. Kepala Desa Cowek, Sofi’i, menyatakan bahwa retakan tanah terus bertambah, sehingga warga belum bisa kembali. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, mengungkapkan bahwa retakan tanah semakin melebar, baik di rumah-rumah warga maupun di jalan desa. BPBD masih berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menentukan langkah selanjutnya bagi warga Dusun Sempu. “Kami masih menunggu hasil kajian untuk menentukan keberlangsungan warga di wilayah ini. Karena membutuhkan waktu, kami mohon masyarakat bersabar,” jelas Sugeng.
Pergerakan tanah ini diduga disebabkan oleh hujan deras yang terjadi pekan lalu, dan tim BPBD bersama petugas desa dan kecamatan tetap siaga di lokasi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun dalam situasi sulit, sebagian warga mulai menyesuaikan diri dengan kembali bekerja sebagai tukang, buruh pabrik, petani, atau pekerja rumah tangga di perumahan dinas RSJ Lawang. Pemerintah provinsi dan kabupaten masih mempertimbangkan opsi relokasi bagi warga terdampak, dan hingga keputusan final diumumkan, warga akan tetap tinggal di lokasi pengungsian.
Author: Shela Syvanaya.F
