Portalarjuna.net, Pasuruan – Hingga kini, Indonesia masih menghadapi ketidakpastian dalam sektor perdagangan, terutama terkait tarif impor ke Amerika Serikat. Negosiasi penurunan tarif dengan AS belum menghasilkan kesepakatan, padahal batas akhir diskusi akan jatuh pada 9 Juli 2025.
Vietnam Melesat, Indonesia Tertahan
Sementara itu, Vietnam sudah berhasil memperoleh penurunan tarif ekspor dari Presiden AS Donald Trump, dari 46% menjadi 20%. Hal ini menjadi perbandingan yang mencolok dengan posisi Indonesia yang belum mendapatkan pengumuman resmi terkait tarif.
Sri Mulyani Soroti Risiko Eksternal
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa kondisi ini bisa menjadi tekanan bagi ekspor nasional. Dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (3/7/2025) malam, ia mengingatkan bahwa tarif menjadi faktor krusial dalam pertumbuhan ekspor dan ekonomi secara keseluruhan.
Ekspor Masih Stabil, Tapi Perlu Antisipasi
Menurut Menkeu, ekspor Indonesia saat ini masih tumbuh stabil antara 6%–6,5%. Namun, tanpa kepastian dari AS, ia menilai pemerintah perlu menyiapkan langkah mitigasi yang lebih agresif.
Target Ekonomi 2026: Ekspor Tetap Pilar Utama
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2%–5,8% di tahun 2026, dengan ekspor diharapkan tumbuh 7%. Selain itu, investasi dan konsumsi rumah tangga menjadi dua komponen lain yang digenjot: investasi ditargetkan tumbuh 6%, dan konsumsi rumah tangga naik 5,5%.
Airlangga: Sudah Ada Pembicaraan, Tapi Belum Final
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa tim negosiasi Indonesia sudah membahas tarif resiprokal bersama tim AS. Meski ada angka yang disebutkan dalam pembahasan, hasil akhirnya belum dapat diumumkan. Delegasi Indonesia saat ini berada di Washington, bersama negara-negara lain seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia, untuk melakukan pembahasan intensif.
Author : Ahmad Alfan Saputro
