Portalarjuna.net, Pasuruan – Video yang beredar luas di TikTok memperlihatkan krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda Sukowono, Jember, Jawa Timur. Akun mas__ram mengunggah video tersebut pada 28 Juli 2025 pukul 14:35:06. Dalam tayangan itu, antrean kendaraan tampak memenuhi area SPBU. Pengunggah menambahkan tagar #fyp, #bbm, #krisisbbm, dan #foryou serta menjelaskan bahwa tayangan tersebut berlangsung secara langsung (LIVE) dari lokasi.
Warga merespons situasi ini dengan rasa frustrasi. Banyak dari mereka mengeluhkan waktu tunggu yang sangat lama dan distribusi BBM yang tak menentu. Heri, seorang pengemudi ojek online, menyampaikan, “Saya antre sejak jam 5 pagi. Baru dapat giliran isi jam 11 siang. Dua hari ini kondisinya begini terus, susah cari bensin.”
Radar Jember mencatat antrean panjang terjadi di beberapa SPBU utama, seperti di Jalan Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, dan kawasan Kaliwates. Banyak pengendara terpaksa mendorong motor karena kehabisan bensin, dan kemacetan pun meluas ke jalan-jalan protokol.
Pertamina menyatakan bahwa gangguan distribusi menjadi penyebab utama, bukan karena stok nasional habis. Hendra Saputra, Sales Brand Manager Pertamina Area Jember, menjelaskan, “Jember memiliki 41 lembaga penyalur BBM. Beberapa SPBU memang kehabisan Pertalite dan Bio Solar, tapi stok nasional tetap aman. Yang terlambat itu distribusinya.”
Ia menjelaskan bahwa longsor dan proyek perbaikan jalan di jalur Gumitir, serta kemacetan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, memperlambat pengiriman. “Truk-truk kami harus memutar arah sehingga waktu tempuh jadi dua kali lipat dari biasanya,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Jember segera menggelar rapat darurat pada malam 29 Juli. Bupati Jember Muhammad Fawait memimpin langsung pertemuan itu dan menginstruksikan seluruh perangkat daerah turun langsung ke lapangan. “Kami ingin masyarakat tidak menunggu terlalu lama. Kami kerahkan semua pihak supaya distribusi BBM segera lancar,”
ujarnya, dikutip dari Suara Merdeka Jatim.
Pertamina merespons situasi ini dengan mengirim tambahan pasokan dari Surabaya dan Malang. Mereka mengerahkan 79 unit truk tangki untuk memenuhi kebutuhan harian BBM di Jember yang mencapai 700 kiloliter, menurut laporan dari Antara News.
Krisis ini bukan hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga memukul sektor ekonomi lokal. Rendra Wirawan, Wakil Ketua UMKM Kadin Jember, memperkirakan kerugian mencapai Rp7 miliar per hari. “Banyak pelaku usaha kecil menghentikan produksi. Karyawan tidak bisa masuk kerja karena kehabisan bensin. Kami berharap pemerintah menyelesaikan persoalan ini dalam 1×24 jam,” katanya kepada Radar Jember.
Untuk mengurangi konsumsi BBM, Pemkab Jember memberlakukan sistem belajar dan bekerja dari rumah (WFH) bagi pelajar dan ASN. Pemerintah berharap kebijakan ini bisa mengurangi antrean dan mempercepat pemulihan distribusi.
Masyarakat berharap krisis ini cepat selesai. Banyak warga menggantungkan penghasilan pada kendaraan bermotor. Jika pemerintah dan Pertamina tidak segera menyelesaikan persoalan ini, warga khawatir perekonomian Jember akan semakin terdampak.
Author : Chovivatul Ismi