Pasuruan, Jawa Timur
Minggu, 28 Desember 2025

Dari Panas ke Hujan, Ofur Tetap Bertahan, Kisah Ayah yang Menjemput Rezeki di Lampu Merah Purwodadi

Portalarjuna.net, PurwodadiSelama hampir dua puluh tahun hidup dan bekerja di jalanan, Ofur (34), warga asli Wonorejo, Pasuruan, terus menggantungkan harapannya pada kesibukan lalu lintas di lampu merah Purwodadi. Di tempat itu ia berdiri hampir setiap hari, mengamen di sela suara mesin kendaraan yang bersahutan. Bagi Ofur, aktivitas tersebut bukan sekadar mencari belas kasihan dari para pengendara, tetapi menjadi usaha nyata untuk memastikan kebutuhan istri dan dua anaknya tetap terpenuhi. Dalam setiap lagu yang ia nyanyikan, terselip harapan agar hari itu membawa rezeki cukup untuk keluarga yang menunggunya di rumah.

Menjadi pengamen sebenarnya bukan pekerjaan utama bagi Ofur. Ia lebih sering menerima panggilan sebagai kuli bangunan untuk mengerjakan proyek-proyek kecil di sekitar Pasuruan. Namun, pekerjaan bangunan tidak datang setiap hari. Ketika proyek sedang sepi, Ofur terpaksa kembali ke jalanan dan mengambil gitar tuanya untuk mengamen. Meski demikian, ia tidak pernah mengeluh. Dengan suara tenang ia selalu mengatakan bahwa rezeki bisa datang dari mana saja, asalkan halal. “Yang terpenting bisa buat makan keluarga, sedikit atau banyak yang penting disyukuri,” ucapnya sambil tersenyum.

Cuaca panas ataupun hujan tidak pernah menghentikan Ofur bekerja. Ketika hujan turun, ia tidak memilih pulang atau berteduh, tetapi memanfaatkan kesempatan dengan membersihkan kaca mobil para pengendara yang berhenti di lampu merah. Ia mengusap kaca yang dipenuhi air dengan tangan cekatan sambil mengharapkan penghargaan dari pengendara atas usahanya. Meski upah yang ia terima sering kali tidak sebanding dengan tenaga yang ia keluarkan, ia tetap memegang teguh keyakinannya bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, harus dijalani dengan rasa syukur. “Berapapun hasilnya, tetap harus disyukuri,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Meski demikian, dunia jalanan tidak selalu memberi keramahan. Dalam menjalankan pekerjaannya, Ofur beberapa kali menghadapi perlakuan yang tidak mengenakkan—mulai dari dimarahi, dihardik, hingga dimaki tanpa alasan yang jelas. Namun, ia memilih untuk tidak membalas. Menurutnya, meladeni amarah hanya akan memperbesar masalah. Karena itu, setiap kali ada orang bersikap kasar, ia lebih memilih menjauh dan melanjutkan pekerjaannya di titik lain. Baginya, menjaga hati tetap tenang jauh lebih penting daripada membuktikan siapa yang benar atau salah.

Di lampu merah Purwodadi, tempat Ofur biasa mengamen, ia tidak sendirian. Ada sekitar 13 pengamen dan pekerja jalanan lainnya yang sama-sama menggantungkan hidup pada pemberhentian singkat para pengendara. Mereka saling mengenal, saling menyapa, dan sesekali bertukar informasi mengenai tempat yang lebih ramai atau peluang kerja lain yang mungkin bisa membantu satu sama lain. Suasana itu menciptakan rasa kebersamaan yang sederhana namun berarti, seolah menjadi keluarga kecil yang terbentuk dari perjuangan yang sama.

Di balik seluruh keterbatasan yang ia hadapi setiap hari, keteguhan hati Ofur untuk terus bekerja secara halal menjadi gambaran nyata tentang perjuangan seorang ayah. Ia percaya bahwa selama tubuhnya masih kuat dan diberi kesehatan, ia akan terus berusaha mencari nafkah untuk keluarganya. Semangat itu menjadi alasan mengapa ia tetap bertahan, meskipun hidupnya tidak selalu mudah. Bagi Ofur, selama tangan masih bisa bekerja, harapan tidak akan pernah padam.

Author : Salsabilah Rachma

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial