Portalarjuna.net, Pasuruan – Pernahkah Anda membayangkan berbelanja sarapan namun uang di dompet Anda tidak laku? Pengalaman unik inilah yang ditawarkan oleh Pasar Budaya Pring Sewu. Tersembunyi di rimbunnya Dusun Binangun, Desa Plintahan, Pandaan, pasar ini seolah menjadi mesin waktu yang membawa siapa pun yang datang kembali ke akar tradisi Jawa yang kental.
Begitu menginjakkan kaki di area Wisata Coban Binangun setiap Minggu pagi, pengunjung tidak akan menemukan deretan kios modern. Sebaliknya, barisan bambu (pring) yang tertata apik menyambut dengan semilir angin pegunungan.
Keunikan utama pasar ini terletak pada sistem transaksinya. Di sini, lembaran rupiah harus ditukarkan terlebih dahulu dengan koin-koin bambu khusus. Koin inilah yang menjadi alat tukar sah untuk mendapatkan sepiring nasi jagung hangat, pecel pincuk yang otentik, hingga berbagai jajanan pasar yang mulai langka.
Meski mengusung konsep tradisional, Pasar Budaya Pring Sewu justru menjadi primadona bagi generasi muda. Menariknya, pengunjung tidak hanya didominasi oleh generasi milenial yang ingin bernostalgia, tetapi juga Gen Z hingga Gen Alpha.
Bagi anak-anak yang lahir di era digital, melihat langsung teknik memasak menggunakan tungku kayu bakar atau mencicipi jajanan yang dibuat dengan resep turun-temurun adalah sebuah edukasi budaya yang nyata. Mereka tidak hanya datang untuk berburu foto estetik di antara instalasi bambu, tetapi juga terpaku melihat proses pembuatan makanan di zaman sebelum mereka lahir.
Author : Chusnul Nisa













