Pasuruan, Jawa Timur
Minggu, 28 Desember 2025

Kisah Pak Adi, Bertahan Meski Pangkalan Sepi di Pasar Purwodadi

Portalarjuna.net, Pasuruan – Di sudut Pasar Purwodadi, tempat para ojek pangkalan berkumpul sejak puluhan tahun lalu, suasana kini tampak jauh lebih lengang. Di antara mereka, ada sosok yang sudah puluhan tahun menggantungkan hidup di tempat itu: Pak Adi, seorang tukang ojek yang mulai bekerja sejak tahun 90-an.

Dulu, ketika aktivitas pasar masih ramai, ojek pangkalan menjadi salah satu pilihan utama masyarakat. Namun keadaan berubah drastis. Seiring meningkatnya kepemilikan transportasi pribadi dan hadirnya berbagai alternatif perjalanan, pelanggan Pak Adi semakin menurun. “Sekarang sehari kadang cuma dapat dua atau tiga orang. Kalau dihitung-hitung, paling banyak 50 ribu sehari,” keluhnya.

Pak Adi mangkal sejak pukul 06.00 hingga sekitar pukul 13.00. Ia tetap bertahan meski arus penumpang semakin tidak menentu, terutama sejak pandemi COVID-19 yang memukul keras sektor informal. “Waktu COVID itu tambah sepi. Orang takut keluar, pasar juga sepi. Kami yang ojek ini ya ikut kena imbasnya,” tuturnya.

Meski kondisi sulit, para tukang ojek pangkalan di Pasar Purwodadi memiliki aturan tak tertulis: siapa pun yang datang, mereka melayani secara bergiliran, bukan berebut. “Di sini nggak pernah rebutan penumpang. Kalau ada yang datang ya gantian. Sudah dari dulu begitu,” jelas Pak Adi.

Tarif ojek mereka pun beragam, menyesuaikan jarak dan kemampuan penumpang. Paling jauh hanya sekitar Rp30.000, sementara perjalanan dekat dihargai Rp4.000. Pendapatan kecil ini menjadi tumpuan hidup Pak Adi selama lebih dari tiga dekade. “Dari dulu ya begini. Nggak ada yang ngelirik pekerjaan kayak kami. Tapi ini yang saya bisa,” ujarnya pelan.

Kisah Pak Adi menjadi cermin bagaimana para pekerja kecil di pinggir pasar perlahan terpinggirkan oleh perkembangan zaman dan pola mobilitas baru masyarakat. Pekerjaan yang dahulu menjadi andalan warga kini seperti berjalan di tempat, menyisakan para ojek pangkalan bertahan dengan apa adanya. Di balik rutinitasnya yang terlihat sederhana, ada kegigihan seorang pria yang tidak menyerah meski perubahan ekonomi terus menekan.

Setiap pagi, Pak Adi tetap memarkir motornya di pangkalan, menunggu siapa saja yang mungkin membutuhkan tumpangan. Motor tuanya masih ia rawat sekuat tenaga, menjadi alat utama untuk mencari rezeki.

 

Author : Rizka Nuriyah

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial