Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menuturkan bahwa 9 maret kemungkinan akan terjadi gerhana matahari total yang akan melintasi hampir sebagaian wilayah Indonesia.(Metrobatam.com), Gerhana matahari akan terjadi pada saat ijtima’ dimana matahari dan bulan berada pada titik simpul atau di dekatnya. Sedangkan gerhana bulan akan terjadi saat istiqbal di mana bulan berda pada titik simpul atau di dekatnya dan matahari berada pada 180o dari posisi bulan. Bidang Lintasan bumi dan bidang ekliptika membentuk sudut 0o karena kedua bidang ini berimpit.Sedang bidang lintasan bulan membentuk sudut 5odengan bidang ekliptika. Oleh karena itu tidak di setiap ijtima’ akan terjadi gerhana matahari dan tidak setiap istiqbal akan terjadi gerhana bulan. (Sucipto:2016)
Proses terjadinya Gerhana Matahari terbentuk saat posisi bulan berada di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun Bulan ukuranya lebih kecil, bayangan Bulan mampu menutupi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer. (LFNU.Pasuruan:2015).
Dalam istilah syar’i Gerhana disebut dengan khusuf atau kusuf, yang maknanya hilangnya sebagian cahaya matahari dan bulan atau hilangnya secara keseluruahna dikarenankan proses alam, yang menyebabkan kondisi pada saat itu mengarah kewarna gelap atau hitam.(Panduan Sholat Gerhana:Ngalah;2016). Pakar Pemikiran Islam Modern Prof. Dr. H. Zainal Abidin, M.Ag menyebut fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016 merupakan suatu sunnatullah. Dan jika benar-benar terjadi maka hal itu merupakan salah satu bentuk kekuasaan Allah yang ditunjukannya kepada manusia di muka bumi untuk mengakuinya. “Terjadinya gerhana di bumi, tidak lain sebagai intervensi sang pencipta untuk menyatakan kekuasaannya kepada manusia di bumi,” (Hidayatullah.com).
Fenomena gerhana matahari total 9 Maret 2016 memang sangat dinanti masyarakat Indonesia bahkan banyak pula touris mancanegara yang meluangkan waktu untuk melihat pesona estetika alam ini (Kompas.com). Namun, jangan lupakan kesehatan mata saat menyaksikan fenomena langka ini. Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengimbau masyarakat tidak melihat langsung ke arah sinar matahari dengan mata telanjang atau cukup melihat pantulannya saja. (Sindo.com) Jika ingin melihat fenomena gerhana matahari total, gunakanlah kacamata yang dapat melindungi mata dari paparan sinar ultaviolet (UV) (Metro.news.com). tetapi banyak pula kacamata hitam yang dijual di pasaran termasuk di Pasuruan tidak memiliki perlindungan khusus terhadap sinar UV. Untuk itu, kacamata yang dibeli tak sekedar hitam. Bisa juga menggunakan kacamata yang memang dibuat khusus untuk melihat fenomena gerhana matahari. himbauan dari Lapan Pasuruan (Radar Bromo). Biro Kesehatan Pondok Ngalah juga menghimbau kepada seluruh santri agar tidak kontak mata langsung dengan matahari, hal diperjelas dengan beberapa effect negative yang ditimbulkan termasuk terjadinya rabun mata hingga menimbulkan kebutahan.
Terlepas dari masalah kesehatan, Forum Kajian Mu’alimin Mu’alimat bekerjasama dengan Biro Jam’iyah Pondok Pesantren Ngalah, mengagendakan sholat Kusuf bersama, rencananya sholat akan dilaksanakan dibeberapa tempat diantaranya Masjid Ngalah Asrama A, B, C,dan musholah asrama D, Masjid Aminah Asrama E,F dan G, Masjid Ngalah 3 Asrama H dan ,musholah asrama I, serta Mushola Asrama J dan K (Koordinator Kegiatan).