
Portalarjuna.net- Dalam perayaan Sedekah Bumi Tahunan, terbentuklah sebuah panitia. Yang menyusun semua jalannya kegiatan yang akan diselenggarakan di Dusun Baos Kidul, Desa Pager, Kec. Purwosari, Kab. Pasuruan. Terdapat hal unik dalam pembubaran panitia yaitu, seluruh anggota panitia di wajibkan menggunakan costume/seragam ala tarzan dan membawa buah pisang untuk di makan bersama, waktu penutupan setelah Do’a di lanturkan.
Sedekah Bumi tahunan adalah sebuah slametan yang digelar oleh Pedukuan dengan tujuan agar warga masyarakat Baos Kidul selalu mendapat perlindungan dan rezeki yang barokah dari ALLAH SWT. Sedekah bumi tahunan sudah biasa dilakukan oleh warga masyarakat Dusun Baos Kidul. Salah satunya Ancak makanan, buah, sayuran, serta peralatan rumah tangga yang disedekahkan kepada masyarakat umum.
“Menggunakan costume/seragam ala tarzan mempunyai alasan tersendiri bagi kita. Kita tetap harus mengenang nenek moyang kita di waktu zaman tradisional dulu. Yang mempunyai wajah menyerupai kera/monyet, sebelum mereka mendapatkan kemerdakaan seperti kami sekarang. Alasan kami, semoga nenek moyang kita yang sudah meninggal dan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Senang melihat bahwa bangsa Indonesia sudah meredeka. Sampai sekarang 72 tahun. Maka dari itu kita juga harus mempunyai keunikan tersendiri untuk memeriahkan penutupan panitia sedekah bumi”. Kata Bapak Sutikno (48th), Selaku Ketua Panitia.
“Jika ada “Pembukaan” pastinya juga akan ada “Penutupan”, kami selaku panitia penyelenggara kegiatan sedekah bumi tahunan akan menutup/membubarkan panitia yang sudah terbentuk. Karena kegiatan sudah berakhir dan berjalan dengan lancar. Kita membubarkan panitia dengan selametan tumpeng nasi urap-urap di sertai dengan Do’a. Dengan tujuan dan harapan, semoga Pedukuan kami selalu kompak, terus maju, dan di lindungi dari bencana apapun, amin”. Kata Kusnindar (25th), Panitia.
“Kami Panitia penyelenggara kegiatan sedekah bumi tahunan. Sepakat untuk menggunakan costume/seragam ala tarzan, yaitu menggunakan celana pendek/sketer, tidak boleh menggunkan kaos karena wajah dan badan kami harus di coret-coret dengan oli yang menyerupai kera/monyet, dan tak lupa juga membawa buah pisang. Hal seperti ini, belum pernah dilakukan pada Pedukuan-pedukuan yang lain. Karena Pedukuan kami dari dulu sampai sekarang di kenal dengan keunikan dan kekompakan warganya oleh Pedukuan lain. Maka dari itu, mari kita tutup kepanitian ini semeriah mungkin yang kami persembahkan untuk Sedekah Bumi tahunan. Yang diperingati setiap 1 (satu) tahun sekali. Indonesia, Merdeka rakyat makmur serta sentosa!!!”. Lanjut Bapak Sutikno (48th). (Ninis)