Gambar : Potret Kepala sapi sebelum dihanyutkan di sungai brantas
PortaArjuna.Net-Mojokerto, kegiatan ritual larung sesaji diadakan sebagai bentuk sedekah dan do’a untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang diadakan di sungai brantas desa mlirip, Kecamatan jetis, Kabupaten Mojokerto oleh kelompok adat majapahit. (26/04/2020).
Sebelum sesaji dihanyutkan, terlebih dahulu umat lintas agama bergantian memimpin do’a menurut agama masing-masing dengan tujuan sebagai ikhtiar untuk menolak balak, dimana saat ini Indonesia, khususnya Mojokerto dilanda bencana non alam yakni virus corona.
Larung sesaji ini memakai dua simbol kepala sapi dan kambing yang merupakan sesajian yang paling tampak sendiri, menurut pihak kelompok adat, sapi yang digunakan tidak sembarang sapi, melainkan harus memenuhi kriteria untuk menolak balak, yakni warnanya harus mulus sebagai bentuk penolak wabah besar dan wabah kecil.
Ki Purbo Diningrat, Pembina Pemangku Adat Budaya Nusantara mengatakan “ sesaji yang dilarung ada empat perkara yaitu elemen air,api, udara dan tanah, dan mengapa harus ada sesaji? Karena saat ini alam sedang bergejolak karena corona, kita kembalikan lagi lewat paweton alam juga. Sesaji seperti dupa, kembang, kepala kambing dan sapi di hanyutkan di sungai brantas” tutur beliau. (Ilaa).