PortalArjuna.com,Pasuruan – Candi Jawi yang terletak di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, merupakan sebuah bangunan bersejarah yang memiliki nilai arsitektural, budaya, dan spiritual yang mendalam. Candi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1300 Masehi, menjadikannya salah satu peninggalan terpenting dari era kerajaan HinduBuddha di Indonesia, khususnya pada abad ke-13.
Candi ini dipersembahkan untuk menghormati Kertanegara, raja terakhir dari Kerajaan Singasari, yang dikenal karena visinya yang besar dalam mempersatukan nusantara dan memperluas wilayah kerajaannya dengan berbagai strategi diplomasi dan militer.Konon, Candi Jawi diduga sebagai tempat pemujaan atau tempat peribadatan, namun sebenarnya merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singasari, Kertanegara.Arsitektur Candi Jawi mencerminkan perpaduan unsur-unsur budaya Hindu dan Buddha yang sangat kental. Bentuknya yang khas dengan puncak berbentuk stupa menunjukkan pengaruh agama Buddha, sementara kaki candi yang berhubungan dengan Siwa menggambarkan
bahwa candi ini juga dipengaruhi oleh tradisi Hindu. Memiliki dimensi yang mengesankan —tinggi sekitar 24,50 meter, panjang 14,20 meter, dan lebar 9,50 meter, candi ini terbuat dari batu andesit yang dipilih karena ketahanannya terhadap cuaca dan waktu.

Dari segi lokasi, Candi Jawi dikelilingi oleh lahan seluas 40 x 60 meter persegi, memberikan ruang bagi para pengunjung untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Candi ini dilindungi oleh pagar bata setinggi 2 meter, memberikan kesan yang kokoh dan megah. Di ladang yang lebih luas, terdapat parit yang terjalin dengan indah oleh bunga teratai yang tumbuh, menciptakan suasana damai dan harmonis. Lingkungan di sekitar candi menyajikan
pemandangan alam yang menakjubkan, dengan latar belakang Gunung Welirang yang menjulang tinggi.
Banyak ahli sejarah meyakini bahwa Candi Jawi berfungsi tidak hanya sebagai tempat pemujaan, tetapi juga sebagai tempat pedharmaan atau penyimpanan abu raja Kertanegara. Masyarakat pada masa itu percaya bahwa ritual-ritual yang dilakukan di candi ini akan mendatangkan berkah dan perlindungan bagi kerajaan. Sebagai situs penting, Candi Jawi menjadi pusat bagi kegiatan keagamaan, serta tempat bagi masyarakat untuk berkumpul dan merayakan berbagai upacara keagamaan.

Hingga kini, Candi Jawi menjadi salah satu objek wisata budaya yang penting dan menjadi tempat penelitian bagi para arkeolog, sejarahwan, dan pelajar yang ingin mendalami warisan budaya Indonesia. Ketika pengunjung datang, mereka tidak hanya menyuguhi keindahan bangunan dan arsitektur candi, tetapi juga dapat menikmati keindahan alam sekitar, seolah mengajak mereka untuk mempelajari sejarah dan budaya yang kaya di dalam situs ini.
Dalam konteks pelestarian, pemerintah dan berbagai lembaga dengan sepenuh hati berusaha menjaga dan merawat Candi Jawi agar tetap terpelihara. Berbagai program konservasi dan promosi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya situs bersejarah ini.Selain itu, Candi Jawi juga sering dijadikan lokasi untuk berbagai kegiatan budaya dan festival, sehingga mampu menarik perhatian lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pengetahuan tentang sejarah Hindu-Buddha di Indonesia.Dengan segudang nilai sejarah dan budaya, Candi Jawi bukan hanya sekedar bangunan bersejarah, melainkan juga sebuah simbol dari peradaban dan tradisi yang terus hidup dalam ingatan kolektif masyarakat. Mengunjungi Candi Jawi adalah seperti menjelajahi lorong waktu yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, merasakan kehadiran para pendahulu yang telah membangun dan merawat warisan yang sangat berharga ini. Selain itu, Candi Jawi juga menjadi tempat refleksi dan inspirasi bagi para pengunjung untuk menghargai keberagaman budaya dan warisan sejarah yang ada di Indonesia.
Author :Kontributor
				














