Portalarjuna.net, Beji – Pasuruan, Jawa Timur, memiliki berbagai situs sejarah yang merekam jejak peradaban kuno Nusantara. Salah satunya adalah Candi Gunung Gangsir, candi bercorak Hindu-Buddha yang terletak di Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji. Meski tak seterkenal Candi Borobudur atau Prambanan, situs ini menawarkan daya tarik tersendiri melalui arsitektur unik dan sejarah panjang yang melekat pada wilayahnya.
Menurut Dr. Raden Haryo Sudibyo, seorang arkeolog dari Universitas Airlangga, Candi Gunung Gangsir didirikan pada abad ke-10 hingga ke-11 Masehi, pada masa Kerajaan Medang Kamulan. “Candi ini diyakini sebagai tempat pemujaan sekaligus lambang kemakmuran, mengingat lokasinya yang berada di tengah kawasan agraris yang subur,” ujar Dr. Sudibyo.
Arsitektur candi ini berbahan bata merah, memperlihatkan teknik bangunan yang canggih pada masa itu. Bentuknya yang unik, menyerupai piramida bertingkat, menjadi salah satu ciri khas yang jarang ditemukan pada candi lain di Jawa Timur. Selain itu, relief yang menghiasi dinding candi menceritakan kehidupan agraris masyarakat pada masa lalu, termasuk tradisi panen dan pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu-Buddha.
Menurut catatan sejarah, Candi Gunung Gangsir juga pernah menjadi pusat peribadatan dan kegiatan sosial masyarakat setempat. “Selain fungsi ritual, candi ini kemungkinan menjadi simbol kekuasaan lokal yang memiliki pengaruh besar dalam jaringan perdagangan di Jawa Timur,” jelas Prof. Dwi Nugroho, seorang sejarawan dari Universitas Negeri Malang.
Kini, Candi Gunung Gangsir menjadi salah satu destinasi wisata edukasi di Pasuruan. Pemerintah daerah dan masyarakat sekitar terus berupaya melestarikan situs ini dengan berbagai program konservasi dan edukasi kepada pengunjung.
“Melalui situs ini, kita bisa belajar betapa majunya peradaban leluhur kita, terutama dalam hal arsitektur dan tata kelola masyarakat,” tambah Dr. Sudibyo.
Bagi Anda yang ingin menyelami sejarah dan menikmati pesona arsitektur kuno, Candi Gunung Gangsir adalah destinasi yang wajib dikunjungi. Tak hanya menawarkan keindahan, candi ini juga menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Nusantara.
Author: Muhammad Iqbal Sya’bani