Pasuruan, Jawa Timur
Senin, 29 September 2025

Kopi Wak Karim, Menyesap Rempah, Meresapi Alam Gunung Arjuna

Portal.Arjuna.net, Pasuruan – Di lereng sejuk Gunung Arjuna, tepatnya di Alas Pinggan, Prigen, Jawa Timur, para petani lokal menyatukan warisan leluhur, alam, dan cita rasa dalam satu cangkir kopi: Kopi Wak Karim. Bukan sekadar kopi biasa, produk ini hadir sebagai kopi rempah khas yang menawarkan pengalaman rasa yang unik, sekaligus menyampaikan pesan keberlanjutan dan kearifan lokal.

 

Dari Ladang ke Cangkir: Proses yang Penuh Makna

Kopi Wak Karim dihasilkan dari biji kopi arabika yang tumbuh di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, di kawasan yang masih alami dan terlindungi. Tanpa menggunakan pupuk kimia, petani memelihara tanamannya dengan sistem agroforestri, membiarkan kopi tumbuh berdampingan dengan tanaman rempah seperti jahe, kapulaga, cengkeh, dan kayu manis.

Biji kopi yang sudah matang dipetik secara manual, lalu dikeringkan secara alami di bawah sinar matahari. Setelah itu, proses sangrai dilakukan dalam skala kecil untuk menjaga kesegaran dan aroma khas. Yang membedakan adalah tahapan pencampuran rempah yang dilakukan secara tradisional dan proporsional, sehingga rasa rempah menyatu lembut dengan kekayaan karakter kopi.

 

Rasa yang Tidak Hanya Menghangatkan, Tapi Mengingatkan

Kopi Wak Karim menyajikan profil rasa yang kompleks namun harmonis. Saat diseduh, aroma khas rempah-rempah langsung menyeruak, membawa nuansa hangat dan menenangkan. Seruputan pertama menyuguhkan rasa kopi yang kuat, lalu disusul sentuhan lembut jahe dan kayu manis, dengan jejak kapulaga di akhir tegukan.

Tidak heran jika kopi ini sering disebut sebagai “kopi yang mengingatkan”, karena selain menstimulasi indra, ia juga membangkitkan rasa akrab terhadap tradisi, rumah, dan alam.

 

Manfaat Kopi Rempah bagi Tubuh

Kandungan kafein dalam kopi tetap menjadi sumber energi dan peningkat fokus alami. Namun tambahan rempah-rempah memberi nilai lebih:

Jahe membantu melancarkan pencernaan dan meningkatkan sirkulasi darah.

Kapulaga berfungsi sebagai antioksidan dan pendukung kesehatan paru-paru.

Cengkeh memiliki sifat antibakteri alami.

Kayu manis membantu mengontrol gula darah dan memberi efek relaksasi ringan.

Kombinasi ini membuat Kopi Wak Karim tidak hanya enak dinikmati, tetapi juga memberi dukungan bagi kesehatan secara menyeluruh khususnya di pagi hari saat tubuh butuh tenaga dan kejernihan pikiran.

 

Filosofi Lokal di Balik Cita Rasa

Nama “Wak Karim” sendiri adalah bentuk penghormatan terhadap sesepuh desa yang dulu dikenal sebagai peracik ramuan dan penjaga pengetahuan lokal. Beliau percaya bahwa alam menyediakan segala yang dibutuhkan manusia asal kita merawatnya dengan bijak.

Filosofi ini tercermin dalam semangat para petani di Alas Pinggan: bertani tanpa merusak, memproduksi tanpa berlebihan, dan menjual tanpa melupakan asal-usul. Kopi bagi mereka bukan sekadar komoditas, tapi bagian dari identitas dan keberlangsungan hidup komunitas.

 

Menghargai yang Tumbuh dari Tanah Sendiri

Di tengah gempuran kopi instan dan tren kafe modern, Kopi Wak Karim hadir sebagai pengingat bahwa kualitas terbaik bisa datang dari tempat yang paling dekat asal kita memberi perhatian. Kopi ini tidak hanya membawa rasa, tetapi juga cerita, kerja keras, dan cinta terhadap alam.

Mencicipi Kopi Wak Karim berarti ikut mendukung petani lokal, menjaga keberagaman hayati, dan mengambil bagian dalam gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Mulailah pagi Anda bukan hanya dengan kafein, tapi dengan kesadaran akan apa yang Anda konsumsi dan siapa yang Anda dukung.

Karena kopi yang baik bukan hanya soal rasa tapi soal asal-usul, niat, dan cara kita memaknainya.

Jika Anda penasaran, barangkali sekarang saatnya untuk menjadikan Kopi Wak Karim sebagai bagian dari ritual pagi Anda. Nikmati kehangatan rempahnya, dan biarkan satu tegukan membawa Anda lebih dekat pada alam, tradisi, dan rasa syukur. #DariPetaniUntukHarmoni

 

Author: Azimmatuz Zahro Laily – KWK DigiTeam

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial