Pasuruan, Jawa Timur
Senin, 29 September 2025

Perbedaan Nasi Kuning Banjar dan Nasi Kuning Nusantara, Mana yang Lebih Gurih?

Portalarjuna.net, Pasuruan – Nasi kuning menjadi salah satu sajian tradisional populer di Indonesia dengan ragam cita rasa di setiap daerah. Hampir semua daerah memiliki cara tersendiri dalam mengolah dan menyajikan nasi kuning, termasuk Kalimantan Selatan yang terkenal dengan nasi kuning Banjar, dilansir dari detikkKalimantan.

Lalu, apa yang membuat nasi kuning Banjar berbeda dari nasi kuning di daerah lain? Berikut keistimewaannya.

Ciri Khas Nasi Kuning Banjar

1. Bahan dan Cara Memasak

Nasi kuning Banjar umumnya memakai beras pera, bukan beras pulen seperti yang lazim dipakai di Jawa atau Sulawesi. Pemilihan beras pera ini menghasilkan tekstur nasi yang lebih kering dan tidak lengket.

Selain kunyit sebagai pewarna alami, nasi kuning Banjar juga diberi tambahan daun pandan yang membuat aromanya harum dan khas.

Berbeda dengan nasi kuning Jawa dan Sulawesi yang dimasak menggunakan santan untuk menonjolkan rasa gurih, nasi kuning Banjar justru lebih sederhana dalam bumbu, namun tetap memiliki cita rasa yang unik.

2. Lauk Khas: Bumbu Habang

Keunikan utama nasi kuning Banjar terletak pada bumbu habang, yaitu bumbu merah manis gurih yang terbuat dari campuran cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, jahe, terasi bakar, kayu manis, garam, dan gula merah.

Bumbu habang tidak pedas karena biji cabai dihilangkan saat pengolahan. Perpaduan terasi bakar dan kayu manis membuat rasa bumbunya semakin kaya dan menggugah selera.

Biasanya, bumbu habang menjadi pelengkap berbagai lauk khas seperti ikan haruan (ikan gabus), ayam bumbu habang, dan hintalu (telur rebus berbumbu habang).

Berbeda dengan itu, nasi kuning dari daerah lain umumnya disajikan dengan lauk yang lebih sederhana seperti ayam goreng serundeng, telur iris, tempe orek, bihun goreng, hingga sambal. Di Manado, lauk pendampingnya biasanya berupa ikan cakalang dan sambal rica khas Manado.

3. Filosofi dan Tradisi

Di banyak daerah di Indonesia, nasi kuning identik dengan acara syukuran dan simbol kemakmuran. Di Jawa, nasi kuning biasanya disajikan dalam bentuk tumpeng yang melambangkan gunung emas sebagai simbol kesejahteraan.

Sementara itu, nasi kuning Banjar lebih lekat dengan acara pesta, pernikahan, hingga jamuan kesultanan. Selain itu, di Kalimantan Selatan, nasi kuning Banjar juga menjadi menu sarapan favorit yang mudah ditemui di warung-warung makan maupun pedagang kaki lima.

Sejarah dan Makna Nasi Kuning di Nusantara

Sejak masa kerajaan kuno, nasi kuning sudah menjadi bagian dari tradisi kuliner Indonesia. Warna kuning dari kunyit dipercaya sebagai lambang keberkahan, kemakmuran, dan doa baik.

Tradisi penyajian nasi kuning dalam bentuk tumpeng melambangkan gunung sebagai simbol kehidupan dan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta. Bentuk kerucutnya dimaknai sebagai harapan untuk terus tumbuh dan mencapai kesuksesan.

Tradisi ini awalnya berkembang di Jawa, lalu menyebar ke berbagai wilayah Nusantara, menyesuaikan dengan bahan dan cita rasa khas masing-masing daerah.

Jadi, jika berkunjung ke Kalimantan Selatan, jangan lewatkan kesempatan mencicipi nasi kuning Banjar yang memiliki cita rasa khas dan berbeda dari nasi kuning daerah lain!

Author : Fera puspita sari

 

 

 

 

 

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial