Pasuruan, Jawa Timur
Senin, 10 November 2025

Wabah PMK Sapi Meluas di Jawa Timur, Ribuan Ternak Terancam

Portalarjuna.net, Pasuruan – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi kembali merebak di Jawa Timur, menyebabkan kekhawatiran di kalangan peternak dan masyarakat. Hingga 9 Januari 2025, ribuan sapi dilaporkan terinfeksi PMK di beberapa kabupaten, termasuk Lamongan, Gresik, Sidoarjo, dan Banyuwangi. Pemerintah daerah bersama dinas peternakan kini tengah melakukan langkah-langkah darurat untuk menekan penyebaran wabah.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indra Aryani, menyatakan bahwa wabah ini telah menginfeksi lebih dari 10.000 ekor sapi, dengan tingkat penularan yang sangat cepat. “PMK adalah penyakit yang sangat menular di kalangan hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, dan kambing. Kami telah menetapkan status darurat dan mengambil langkah-langkah penanganan, termasuk vaksinasi massal dan pembatasan pergerakan ternak,” ujarnya.

Gejala yang dialami ternak meliputi demam tinggi, lesi pada mulut dan kuku, hingga penurunan produksi susu secara signifikan. Beberapa peternak melaporkan bahwa sapi mereka tidak dapat makan atau berdiri, yang menyebabkan kematian pada sejumlah ternak. Kondisi ini menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak, terutama menjelang musim panen ternak.

Di Kabupaten Lamongan, salah satu daerah terdampak terparah, peternak mengaku panik dan bingung menghadapi situasi ini. “Hampir separuh sapi di desa kami terjangkit. Kami tidak tahu harus bagaimana karena penyakit ini menyebar sangat cepat, sementara obat dan vaksin sulit didapat,” kata Bapak Slamet, seorang peternak lokal.

Pemerintah Jawa Timur telah mendistribusikan lebih dari 50.000 dosis vaksin PMK ke wilayah terdampak, tetapi jumlah ini dinilai belum mencukupi untuk mengendalikan wabah. Selain itu, pasar hewan di beberapa daerah telah ditutup untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Pemerintah juga mengimbau peternak untuk segera melapor jika mendapati gejala PMK pada ternak mereka.

PJ Gubernur Jawa Timur, Adhi Karyono, menyatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk mempercepat distribusi vaksin dan menyediakan bantuan bagi peternak terdampak. “Kami memastikan langkah-langkah strategis sedang diambil untuk menekan penyebaran PMK. Selain itu, bantuan logistik dan kompensasi akan diberikan kepada peternak yang kehilangan ternaknya akibat penyakit ini,” jelas Adhi.

Para ahli kesehatan hewan memperingatkan bahwa penanganan wabah PMK membutuhkan koordinasi yang ketat antara pemerintah, peternak, dan masyarakat. Prof. Dr. Fedik Abdul Rahman, drh., pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, menjelaskan bahwa penanganan PMK tidak hanya melibatkan vaksinasi tetapi juga pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak. “Jika tidak ditangani dengan serius, wabah ini dapat merugikan sektor peternakan nasional, termasuk ekspor produk hewani,” katanya.

Wabah ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen terkait keamanan produk hewani. Namun, Dinas Kesehatan Jawa Timur memastikan bahwa daging dan susu dari sapi yang terjangkit PMK tetap aman dikonsumsi jika diolah dengan benar.

Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi resmi terkait penanganan wabah ini. Langkah kolaboratif antara pemerintah, peternak, dan masyarakat diharapkan dapat segera mengendalikan situasi dan memulihkan sektor peternakan di Jawa Timur.

Author: Abdul Mu’id Faidzin

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial