Portalarjuna.net-“Nowedays is the challanging day” kata Nicky Noerjana (nicky), Achsanatul Mardliya (dia) dan syifa’ul Jinan (syifa). Mereka adalah peserta delegasi dari prodi Ilmu Komunikasi Universitas Yudharta Pasuruan dalam kegiatan National English Festival [NEF] 2017 pada kompetisi News Anchor (pembawa berita) dengan bahasa pengatar menggunakan bahasa inggris. Acara tersebut dihelat di gedunag FKIP Unisma Malang (19/5). News anchor ini merupakan salah satu kompetisi bergengsi dalam kegiatan NEF 2017 tersebut, selain kompetisi debate kontes, story telling, speach contest dan olimpiade. Semua kompetsi tersebut dibagi dalam kategori level mahasiswa dan level siswa SLTA.
Komptesis news anchor dalam pelaksanaannya dilaksanakan selama 2 hari, satu hari adalah sesi penyisihan dan semifinal dan hari selanjutnya adalah grand final. Dalam semifinal akan diambil 10 peserta terbaik dan grand final akan mempertemukan 5 peserta terbaik untuk diadu kualitasnya
Tak disangka, 2 (dua) mahasiswa Ilmu Komunikasi yaitu Nicky dan Dia lolos dari tahapan penyisihan dan masuk keputaran semifinal yang diambil 10 (sepuluh) peserta terbaik. Tahapan di semi final ini tingkat challange-nya lebih sulit karena tidak lagi meresume teks bacaan untuk dipresentasikan sebagai berita tetapi peserta ditayangkan tiga video dengan tema tertentu kemudian peserta diminta untuk memberitakan video tersebut.
Tidak ada satupun dari dua peserta semifinalis dari UYP yang lolos ke babak grand final. Saat dikonfirmasi tim portal arjuna, Achsanatul Mardliya yang sekaligus sebagai PEMRED Portal Arjuna menuturkan “Kami sudah berusaha secara maksimal namun kami juga menyadari, kontestan semifinalis memang rata-rata jago bahasa inggris.. yaa ini lah hasilnya hanya sampai babak semifinal, insyaAllah next time kita coba lagi.” ucapnya
Senada dengan Dia, Nicky (Duta Kampus Multikultural) menuturkan tentang apa yang membuat mereka tidak masuk ke tahap grand final, menurutnya adalah faktor penguasaan bahasa. Nicky juga menambahkan bahwa semifinalis rata-rata adalah mahasiswa jurusan sastra inggris yang otomatis bahasa inggrisnya diatas kemampuan mereka. Namun secara penguasaan teknik presenter Nicky dan Dia lebih menguasainya. Menyikapi kekalahan tersebut mereka berharap di Yudharta ada lembaga kebahasaaan yang mengasah skill bahasa bagi mahasiswa.
“Kompetisi news anchor (Presenter berita) sebenarnya memang salah satu skill yang dipelajarai di ilmu komunikasi, namun yang jadi sulit itu bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa inggris, jadi selain ngerti tentang teknik menjadi presenter berita yang jozz juga harus dituntut jago dalam bahasa inggis. Saat semifinal, kita sudah merasa gagal fakus ketika lihat tayangan video yang sangat singkat dan nyaris tidak ada kesempatan untuk memahami secara lebih detail, poko’e, cepet banget.. menyimak tayangan sekaligus menyimpulkan jadi berita.. itu yang sulitt” “kedepan semoga ada lembaga yang konsern pada penguatan skill bahasa bagi mahasiswa” Ujarnya
Ditemui secara terpisal Kaprodi Ilmu Komunikasi Zainul Ahwan, menyampaikan apresiasinya kepada ke 3 (tiga) mahasiswa Ilmu komunikasi yang telah berjuang dalam kompetis tersebut. “Great appreciation should we give to the student of communication department who fight for news anchor competition.. alhamdulliah sukses masuk semi final itu sudah sesuatu karena mereka sudah dapat menyisihkan puluhan kompetitor dari berbagai kampus mentereng.” Beliau juga berharap ini menjadi motifasi bagi mahasiswa komunikasi untuk ikut kompetisi diberbagai bidang, pungkasnya.