Portalarjuna.net- Selasa, 14 November 2017, Hujan deras mengguyur bumi Pesantren Ngalah. Di tengah derasnya hujan tersebut, terdengar bunyi ledakan diiringi percikan api yang berasal dari tempat meteran listrik asrama J (putri). Suara ledakan tersebut dapat didengar hingga jarak 200 meter dari TKP. Kejadian yang terjadi pada pukul 15.oo WIB itu sontak membuat seluruh santri asrama terkejut dan berlari berhamburan keluar asrama setelah melihat kobaran api. Dalam kondisi panic, beberapa santri mencoba mencari bantuan dengan menghubungi santri lain di pihak putra.
Bantuan pun datang dari santri berinisial “S” yang pada saat kejadian tengah melakukan pembenahan Gerbang Asrama Putra bersama seorang rekannya, Qodir selaku Teknisi Listrik Pesantren. Mereka datang dan berusaha menghentikan percikan api yang sempat membesar tersiram guyuran air.
“Untungnya, sekring/pengaman yang dipasang pada asrama tersebut sudah dalam kategori Double Safety. Sehingga ketika kerusakan terjadi pada salah satu sekring, maka yang lain masih bisa berfungsi. Tidak sampai membuat api menyebar” ujar santri tersebut.
Diduga, hubungan pendek arus listrik tersebut terjadi akibat hujan yang menyebabkan air merembes masuk ke tempat dimana kawat meteran listrik dipasang. Insiden ini membuat listrik asrama mati selama 3 jam. Sebelumnya, wifi asrama juga sempat mengalami kerusakan akibat tersambar petir, hari sabtu kemarin.
Petugas PLN setempat yang baru datang 2 jam setelah insiden berusaha membenahi aliran listrik di asrama tersebut memutuskan mengubah system saluran listriknya dengan system langsung, tanpa meteran. Sampai nanti akan dipasang kembali meteran dengan komponen-komponen yang baru karena komponen yang lama telah ludes terbakar.
“Kami masih menunggu konfirmasi dari kantor PLN Pusat untuk pengadaan alat/komponen yang baru karena di cabang tidak ada. Harapan kami, dengan demikian kegiatan kepesantrenan di asrama dapat berjalan sebagaimana mestinya” ujar petugas tersebut.
“Kami harap kejadian serupa tidak terulang kembali. Kedepannya, kami harap meteran dapat dipasang kembali pada tempat yang aman, terutama dari panasnya sinar matahari dan air hujan”ujar Reni salah satu santri di sarama tersebut. “Minimal ada peneduh yang aman” timpal yang lainnya. (Dianis)