Pasuruan, Jawa Timur
Kamis, 25 April 2024

Fleksibilitas Kurikulum Ala Nadiem Makarim, Upaya Mencapai Reformasi Pendidikan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Portalarjuna.net-Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru Nadiem Makarim mengusung berbagai inovasi baru dalam aspek pendidikan. Sesuai dengan permintaan presiden Jokowi yaitu “Reformasi Pendidikan“. Penemu aplikasi Go-Jek ini mencetuskan progam Fleksibilitas Kurikulum yaitu penyusunan kurikulum yang menyesuaikan terhadap kondisi lembaga pendidikan di beberapa daerah. Ia mengatakan dengan membuat kurikulum yang memiliki standar lebih dari satu. Menurutnya pemerataan pendidikan justru membuat sekolah semakin tertinggal karena kualitas setiap sekolah itu berbeda-beda. Selain itu, menurutnya kompetensi Sumber Daya Manusia di Indonesia itu kurang.

Inovasi tersebut selaras dengan upaya pembangunan dalam sektor pendidikan, untuk menumbuhkan masyarakat yang lebih maju dan memiliki kompetensi pendidikan yang baik maka dari itu perlu adanya gebrakan guna memperbaiki sistem pendidikan yang dirasa masih kurang tepat dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat.

Dr. Adon Nasrulloh dalam bukunya berjudul Sosiologi Pembangunan memaparkan strategi pembangunan berkelanjutan, terdapat 4 strategi yang digunakan dalam upaya pembangunan berkelanjutan yaitu pertama, pembangunan yang menjamin pemerataan dan keadilan, jika dikaitkan dengan aspek ini Nadiem Makarim mencoba untuk meninggalkan pemerataan dalam konteks “sama rata”, konsep Fleksibiltas Kurikulum juga bisa dikatakan sebagai pemerataan pendidikan ketika kurikulum tersebut dapat menyesuaikan terhadap kondisi dan kualitas setiap sekolah oleh karena itu Nadiem mengatakan perlu membuat lebih dari satu standar kurikulum.

Kedua, pembangunan yang menghargai keberagaman. Nadiem Makarim mengatakan Indonesia harus siap mengatasi kebaragaman pendidikan, maksudnya keberagaman dalam kualitas dan standar sekolah di berbagai wilayah, dengan keberagaman tersebut Nadiem mencoba meminta standar kurikulum pendidikan menyeseuaikan kondisi yang ada di sekolah,

Ketiga, pembangunan menggunakan pendekatan intregratif, yaitu peran guru dalam pendidikan saat ini bukan lagi mengawasi tapi melayani, atau sebagai seorang fasiltator bagi muridnya. Diharapkan nantinya proses belajar mengajar akan lebih menyenangkan.

Keempat, pembangunan membutuhkan perspektif jangka panjang, dalam pidatonya Nadiem Makarim mengatakan bahwa program yang dia cetuskan untuk reformasi pendidikan tidak akan berjalan dalam kurun waktu 5 tahun saja namun akan terlihat hasilnya ketika sesudah 10 atau 15 tahun. Selain itu ia juga menekankan pada peningkatan kualitas guru dalam tata kelola organisasi sekolah, sehingga tidak disibukkan dengan urusan administrasi yang tidak jelas.

Dalam hal ini Nadiem Makarim mencoba untuk melakukan pemberdayaan pendidikan secara maksimal dengan melihat kondisi masyarakat Indonesia dan kualitas sumber daya manusia yang ada. Ia mencoba untuk mencapai salah satu Suistanable Development Goals (SDGs) yaitu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup.

Meskipun berbagai program pendidikan banyak dilakukan seperti wajib belajar 12 tahun, Kartu Indonesia Pintar, kurikulum 13 dan sebagainya, namun nyatanya sistem pendidikan di Indonesia masih memerlukan inovasi yang tepat untuk mengatasi berbagai permaslahan pendidikan di Indonesia.

Pemerintah akan sangat berperan ketika Fleksibilitas Kurikulum tersebut berjalan sesuai harapan, maka akan memungkinkan pemerataan sistem pendidikan lebih terasa dan lebih terintegrasi serta dapat meneyusaikan kondisi sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

Oleh: Dwi Marta Marwatul Wardah, Sekretaris PC IPPNU Kab. Pasuruan

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial