Portal Arjuna.net-Pasuruan. Para penikmat kopi belakangan ini kian meningkat. Kopi yang kita seduh dan nikmati setiap hari telah melewati proses yang Panjang, mulai dari cocok tanam hingga menjadi bubuk kopi siap seduh yang sering kali kita abaikan. Banyak sekali petani kopi yang menjadi penyuplai terhadap perusahaan yang memproduksi kopi sachet. Seperti halnya di desa Kalipucang, banyak sekali warga yang berprofesi menjadi petani kopi, karena factor lingkungan yang sangat mendukung, benar sekali tanah dan suhunya sangat mendukung untuk ditanami kopi.
Karena banyaknya petani yang membudidayakan kopi mereka mulai berinisiatif untuk merambat ke bisnis pariwisata , Petani-petani tersebut membentuk sebuah kelompok Bernama Gapoktan Dwi Tunggal, Gapoktan tersebut dipimpin oleh Pak Karnadi sejak 2005. Mereka bergerak perlahan untuk mengembangkan pertanian kopi. Hingga akhirnya Pak Karnadi berinisiatif mendirikan Omah Kopi.
Ada banyak produk kopi yang diproduksi oleh Omah Kopi. Spesialnya lagi, Pak Karnadi bersama Gapoktan berhasil menanggapi permintaan pasar. Mereka bukan hanya berfokus untuk memproduksi kopi melainkan juga menyajikan edukasi terkait kopi untuk para wisatawan. Apalagi belakangan ini ada banyak wisatawan yang memburu pengalaman-pengalaman untuk memperluas wawasan. Banyak di antara mereka yang tidak cukup puas dengan menyeduh secangkir kopi. Mereka bisa mengenal dan merasakan macam-macam kopi lewat wisata edukasi kopi. Rasa penasaran wisatawan akan proses produksi kopi lah yang menginspirasi pendirian Omah Kopi.
Omah Kopi tidak muncul secara tiba-tiba. Pak Karnadi berserta Gapoktan pun sebelumnya telah memperoleh pembinaan budi daya dan pengolahan kopi dari Dinas Perhutanan dan Perkebunan. Ada pula pelatihan pembuatan media sosial serta pelatihan marketing untuk memasarkan produk-produk kopi. Kopi yang diproduksi pun perlu dikemas dengan apik sehingga mampu bersaing dengan pasar. Perlu diingat juga bahwa Pak Karnadi dan Gapoktan memberanikan diri untuk terjun ke pasar. Namun, Gapoktan yang mulanya berjumlah 25 orang perlahan berkurang menjadi 22 orang. Memang dibutuhkan konsistensi dan kesadaran akan peluang keuntungan wisata untuk menyukseskan bisnis ini. Penghasilan per bulan Omah Kopi perlahan meningkat. Bahkan jangkauan pasar mereka juga melebar. Mulanya kopi-kopi hanya dipasarkan di sekitar Pasuruan dan Jawa Timur. Kini telah merambat hingga ke luar pulau, seperti Sumatra, Kalimantan, dan lain-lain.
Proses kesuksesan Omah Kopi menjadi salah satu destinasi wisata edukasi di Kalipucang membutuhkan kerja keras dari banyak pihak. Mulanya mereka memasarkan produk dengan menitipkannya pada beberapa reseller dalam jumlah yang tidak banyak. Ternyata produk-produk kopi yang mereka hasilnya cukup diminati oleh banyak penikmat kopi. Ada green coffee yang membantu program diet. Ada pula kopi lanang serta kopi luwak yang menjadi produk unggulan mereka. Petani-petani di Kalipucang sangat memperhatikan proses perawatan kopi untuk menghindari kerugian dan menghasilkan kopi dengan kualitas tinggi. Mereka memiliki keunggulan dari segi cita rasa. Hingga saat ini mereka masih berusaha untuk mengembangkan wisata edukasi Omah Kopi.