PURWOSARI, Portal Arjuna— Meriahnya turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh santri madrasah diniyah wustho tsalist Pondok Pesantren Ngalah setiap tahunnya kini kembali diadakan pada tahun 2022 ini. Hingga turnamen berakhir, seluruh laga berjalan seru. Tim AFC, perwakilan dari asrama A tampil sebagai juara. Dalam laga final yang digelar kemarin (4/3), tim ini mampu menekuk tim Sajen FC yang mewakili asrama E.
Laga final yang digelar di lapangan Universitas Yudharta Pasuruan itu benar-benar menarik. Skuad AFC yang didominasi pemain bertubuh jangkung mengandalkan umpan satu dua demi membangun serangan. Hasilnya mereka dapat mendominasi jalannya pertandingan dengan penguasaan bola yang lebih unggul. Sajen FC yang tidak ingin trophy yang sudah di depan mata jatuh ketangan tim lain, juga tak ingin kalah. Mereka dengan pemain yang lebih pendek yang mengandalkan permainan cepat, kerap kali melakukan serangan balik ketika AFC melakukan kesalahan.
Pertandingan yang dilakukan dalam 2×20 menit dalam dua babak itu semakin ramai ketika AFC berhasil melesatkan bola yang tidak mampu ditangkap dengan baik oleh kiper Sajen FC kedalam gawang. Alhasil, tendangan yang dilakukan oleh Salim, santri asrama A itu berhasil merubah kedudukan menjadi 1-0 pada menit ke-8 untuk keunggulan AFC.
Pada menit ke-15, kiper Sajen FC yang berusaha menghalau bola, tidak sengaja terkena lutut dari striker AFC saat berusaha menendang bola. Tendangan itu tepat mengenai perut kiper hingga ia terkapar di lapangan karena mengalami kesakitan. Panpel yang bertugas menjadi tim medis segera masuk kelapangan untuk menanganinya. Kejadian itu mengharuskan kiper utama Sajen FC digotong keluar lapangan dan tidak bisa meneruskan pertandingan sehingga digantikan oleh kiper cadangan yang telah disiapkan.
Tepat pada menit ke-20, Cak Nal yang bertugas sebagai wasit utama meniupkan peluit panjang yang menjadi tanda bahwa babak pertama telah usai. AFC sementara memimpin jalannya laga dengan keunggulan 1 angka.
Meski sudah unggul, pada babak ke-2 AFC tidak ingin mengendorkan serangan. Sementara itu Sajen FC yang dari awal tergempur, tampil bukan tanpa peluang. Peluang terbaiknya ialah pada menit ke 27. Serangan balik mematikan mereka yang mengandalkan kecepatan dan umpan terobosan menciptakan kegentingan di depan gawang AFC. Namun eksekusi yang masih melambung membuat mereka gagal untuk menyamakan kedudukan. Tidak hanya itu, semenit setelahnya, tepatnya pada menit ke-28, umpan lambung yang diarahkan ke jantung pertahanan AFC berhasil disundul oleh striker Sajen FC tepat mengarah ke pojok gawang. Namun sayangnya, penampilan ciamik dari penjaga gawang AFC berhasil menepis bola yang hampir masuk tersebut sehingga hanya menghasilkan tendangan penjuru untuk Sajen FC.
Melihat timnya tergempur, pemain AFC kembali melakukan serangan. Sehingga pada menit ke-32, tendangan berhasil diluncurkan oleh penyerang bernama Tito menuju gawang Sajen FC. Tangkapan yang tidak sempurna oleh kiper menghasilkan gol yang memperbesar keunggulan AFC menjadi 2-0 atas Sajen FC.
Hasil itu bertahan hingga menit ke-40 saat peluit akhir dibunyikan yang membuat AFC berhak atas gelar juara dan mendapatkan trophy kemenangan. Mereka merayakan kemenangnnya dengan supporter fanatiknya yang setia dari awal turnamen.
Hal menarik dari laga yang mendebarkan ini yakni dari pendukung kedua tim yang tidak hentinya meneriakkan yel-yel secara sahut-sahutan. Kedua kubu supporter itu dilengkapi dengan snare drum dan bass drum serta suara-suara trompet khas supporter fanatik yang membuat suasana makin meriah dan ramai. Indahnya, pada akhir laga, mereka saling bersalaman dan dapat menerima kemenangan kubu lain dengan senang hati.
Kemenangan harum itu dimeriahkan dengan petasan, semprotan kertas yang bertebaran serta asap warna warni yang berasal dari belasan petasan pipa asap yang sudah disiapkan untuk mewarnai kemenangan. Musik tahun 80-an dengan judul we are the champion karya musisi Queens juga dimainkan untuk melengkapi pesta kemenangan mereka.
Tujuan diadakannya turnamen ini ialah sebagai bentuk tasyakuran santri wustho tsalist yang akan diwisuda pada haflah akhirussanah yang segera dilakukan dalam bulan Maret ini. Turnamen ini juga sebagai ajang silaturahmi antar santri asrama dan merupakan bentuk upaya mencari potensi bakat yang dimiliki para santri. Hal ini dijelaskan langsung oleh M. Huzaimi selaku ketua pelaksana turnamen.
“Kami berharap dengan diadakannya lomba ini dapat menghasilkan atlet yang berkarakter santri dan sportifitas yang tinggi,” ujarnya. Ia juga berpesan kepada semua peserta, “Rivalitas hanya di dalam lapangan, tetap jaga sportifitas dalam bertanding. Didalam lapangan kita lawan, diluar lapangan kita teman.”
Ucapan selamat juga ia berikan bagi tim AFC dari asrama A yang berhasil keluar menjadi juara 1. “Perjuanganmu masih baru dimulai, jangan mudah puas dengan hasil ini. Teruskan dan tingkatkan lagi teknik dan kemampuanmu, karena kami yakin bahwa kalian bisa menjadi lebih baik lagi.” Ia juga mengapresiasi skuad Sajen FC yang menjadi juara 2. “Jangan berkecil hati, mungkin hari ini bukan harimu. Tetap semangat berlatih agar di tahun depan bisa menjadi tim yang terbaik,” pungkasnya.
