Pasuruan, Jawa Timur
Jumat, 29 Maret 2024

Ide Kreatiif dari Mahasiswa KKN Kelompok 4 Universitas Yudharta Pasuruan Ajak Warga Dusun Taman olah Sampah Jadi Eco Enzim

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

PortalArjuna.Net- Kamis, 14 Juli 2022, 19 orang perwakilan mahasiswa KKN kelompok 4 Universitas Yudharta Pasuruan menyelenggarakan acara pelatihan Pengelolahan Sampah Menjadi Eco Enzim.
Pelaksanaan salah satu program kerja KKN kelompok 4 ini berlokasi di balai desa yang ada di Dusun Taman, Desa Kayu Kebek, Kecamatan Tutur Nongko Jajar, Kabupaten Pasuruan.

Acara tersebut diisi oleh 2 pemateri hebat dari dosen Universitas Yudharta sendiri yaitu Bpk Muhammad Aniar Hari Swasono, Sp. Mp dan Ibu Dr. Wenny Mamilianti, Sp. Mp serta dihadiri oleh seluruh RT dan RW se Dusun Taman, acara ini juga dihadiri Bpk H Alif Wira Yuda S.E selaku Kepala Desa Kayu Kebek.
Isi singkat materi dari Bapak Muhammad Aniar hariswasono, Sp. Mp yaitu tentang pembuatan MOL atau (Micro Organisme Lokal) yang setara dengan EM 4 (yaitu kumpulan bakteri yang membantu proses menggeburan tanah atau menyuburkan tanaman) yang jika di jual di pasaran harganya sekitar 15 rb an.

Menurutnya cara pembuatan MOL yaitu sampah dapur yang sudah dicincang dan dimasukkan ke dalam botol kemudian di tambah air leri atau air cucian beras pertama karna mengandung pati atau (makanan microba).

Setelah itu dicampur dengan larutan gula merah, karena fungsi dari gula merah tersebut adalah sebagai makanan bakteri.
Kemudian botol tersebut hanya di lubangi untuk selang tanpa ada udara yang masuk, selang tersebut menyambung ke botol yang berisi air, proses pembuatan MOL tersebut membutuhkan waktu 1 bulan dan proses berhasil jika muncul gelembung pada botol yang berisi air tersebut
Ibu Dr. Wenny Mamilianti, Sp. Mp memaparkan Eco Enzim adalah cairan alami serba guna, yang merupakan hasil fermentasi dari gula merah atau molase, kulit buah atau sayuran, dan air keran.
Lama pembuatan Eco Enzim adalah 3 bulan dengan hasil cairan bewarna kecoklatan dengan aroma asam segar, warnanya juga bervariasi dari coklat muda hingga coklat tua bergantung pada jenis sisa buah/sayuran dan jenis gula yang di gunakan.

Menurut Ibu Dr. Wenny Mamilianti, Sp. Mp, penemu Eco Enzim yaitu Dr. Rosukon Pompanvong adalah pendiri asosiasi pertanian organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980 an.

Ibu Dr. Wenny Mamilianti, Sp.Mp lalu menjelaskan penghitungan sampah buah atau sayur berdasarkan berat menggunakan timbangan.

Misal 1 kg gula merah dihaluskan lalu dicampur dengan minimal 5 macam sampah sayur atau buah yang sudah dicincang sebanyak 3 kg kemudian di masukan ke dalam botol dan diberi air 10 kg dan didiamkan selama 3 bulan dalam wadah plastik yang kedap udara.

Kategori sayur dan buah yang tidak dapat di gunakan untuk membuat Eco Enzim yaitu yang sudah di masak, busuk berulat/berjamur, serta berminyak dan kulit buah yang bergetah .

Tujuan utama pembuatan Eco Enzim adalah menyelamatkan bumi, beribu manfaat dari Eco Enzim hanyalah bonus manfaat yang sebenarnya adalah kelestarian bumi bagi anak cucu kita.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Tulisan Terakhir

Advertorial