portalarjuna.net-“mondok pasti banyak kutunya.” Pasti banyak orang yang sering mendengar hal tersebut bahkan ada mitos mengenai “belum berkutu, ilmu belum bermanfaat”?, di lingkup santri atau santriwati di semua pesantren.
Memang bukan rahasia lagi, apabila santriwati berkutu. Hal ini terjadi disemua daerah pesantren khususnya pasuruan yang terkenal dengan sebutan kota pesantren, pasalnya ketika seorang wanita yang menempuh pendidikan agama di sebuah yayasan agama kebanyakan berkutu. Santri baru dan santri lama pun pasti pernah mengalaminya.banyakfaktor Penyebab mereka berkutu salah satunya adalah tidur di timpat yang sama.
Sebagian santri yang masuk pondok pesantren ada yang sudah berkutu dari kampung halamannya dan ada pula mereka yang dari rumahnya memang sudah tidak berkutu.penyebaran kutu paling berpengaruh adalah tempat tidur. “Tempat tertularnya itu di tempat tidur mas, kalo kamar mandi gak bisa” ujar Nur salah satu satri lama di salah satu pondok pesantren.
Kebanyakan mereka mengatasi masalah ini dengan menggunakan Peditox semacam obat anti kutu. Dan ada pula yang rutin menyisir dengan serit (sisir anti kutu). Adapun ketika para santriwati putus asa mereka mencukur pendek rambut mereka agar telur kutu yang menempel di rambut mereka hilang bersamaan dengan rambut yang tercukur.
Karena hal tersebut sudah sering terjadi sehingga menimbulkan mitos dikalangan satriwati bahwa belum berkutu maka ilmunya belum bermanfaat banyak dari mereka yang percaya bahwa setiap santriwati yang sudah berkutu maka ilmunya sudah bermanfaat. Padahal kalau kita selidiki sebabnya sangatlah tidak masuk akal.dari salah seorang santri yang berhasil diwawancarai oleh portalArjuna.net mengatakan “gak percaya mas kalo masalah itu, ilmu bermanfaat yang tahu kan hanya pribadi masing-masing”.(Nof)